Map of the Republic of Indonesia

Whereas independence is the inalienable right of all nations, therefore, all colonialism must be abolished in this world as it is not in conformity with humanity and justice.

ONCE AND FOREVER

The Battle of Surabaya was fought between pro-independence Indonesian soldiers and militia against British and Dutch troops as a part of the Indonesian National Revolution.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Electric Bus Made in Indonesia

Pesona Bus Tenaga Listrik Rancangan LIPI



JAKARTA - Bertepatan dengan tajuk peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17 dan Fun Drive Mobil Listrik Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memamerkan prototipe konsep mobil bertenaga listrik.

Meski saat ini mobil listrik belum populer, khususnya di Indonesia. Namun, ketua Peneliti Abdul Hapid yang merancang prototipe Electric Bus ini mengharapkan, ke depan sangat diharapkan mobil tenaga listrik ini bisa menjadi solusi transportasi tanah air.



"Kendaraan ini bisa memanfaatkan berbagai sumber energi, seperti air, surya, berbeda dengan konvensional yang bergantung pada minyak. Ini surya bisa, air bisa. Listrik keunggulannya bisa memanfaatkan bahan bakar fleksibel dan berkelanjutan," ungkapnya.

Selain tanpa mengeluarkan gas buang atau asap, kendaraan ini juga diklaim dua kali lebih efisien dibandingkan kendaraan konvensional serta nyaris tak mengeluarkan suara mesin.



"Biaya operasional lebih murah, bila dibandingkan dengan mobil biasa. Pada kelas ini (mobil tenaga listrik) bisa lebih efisien 50 persen, ketimbang kendaraan konvensional. Sementara perawatan bisa dikurangi hingga 70 persen," tandasnya.

Meski menawarkan berbagai keunggulan serta mendukung kendaraan ramah lingkungan, terdapat sisi kelemahan, yakni terkait dengan tingginga pengeluaran biaya produksi.

"Kelemahan seperti di negara lain, memproduksi mobil listrik lebih mahal dibandingkan kendaraan konvensional. Karena itu produksi mobil listrik masih sanga terbatas," ujarnya.



"Kami belum pernah menghitung secara detail, namun kalau dibandingkan dengan di luar, ini antara USD150 ribu (Rp1,418 miliar)sampai USD180 ribu (Rp1,7 miliar). Kami yakin apabila diproduksi secara massal dengan acuan yang sama, untuk kendaraan konvensional misalkan kapasitas produksi sama-sama 10 ribu, kami yakin kendaraan ini bisa kompetitif," jelasnya.

Proyek riset LIPI ini merupakan rangkaian yang telah diusung sejak 1997. Khusus electric bus ini, perancangannya dimulai dari 2011. Mobil dengan konsep ramah energi dan ramah lingkungan ini memiliki berat 2,5 ton. Sedangkan, khusus untuk baterainya berbobot 750 kilogram.


"Batas 150km jarak tempuh. Waktu charge baterai, untuk yang paling cepat mencapai 30 menit (100 kilowatt). Ada pula slow, 1400 watt dengan memakan waktu 4-5 jam," kata Peneliti pertama bidang transportasi, LIPI, Sunarto Kaleg.

Kendaraan yang menggunakan jenis baterai Lithium ini dikatakan mampu menawarkan sisi keunggulan dibandingkan mobil konvensional. "Yang pertama, tidak mengeluarkan emisi gas buang. Ke dua, efisiensi tinggi, hemat energi, biaya lebih murah," tambahnya.

Melalui anggaran penelitian pada 2011, terhitung investasi untuk riset mobil elektrik ini menggelontorkan dana hingga Rp1,2 miliar. Kabarnya, bus listrik dengan kapasitas penumpang 15 orang itu nantinya akan dijual secara umum, dengan harga sekira Rp900 juta per unit.(zwr)

» Sumber : Okezone.com (Selasa, 26 Juni 2012)