Meski saat ini mobil listrik belum populer, khususnya di Indonesia. Namun, ketua Peneliti Abdul Hapid yang merancang prototipe Electric Bus ini mengharapkan, ke depan sangat diharapkan mobil tenaga listrik ini bisa menjadi solusi transportasi tanah air.
"Kendaraan ini bisa memanfaatkan berbagai sumber energi, seperti air, surya, berbeda dengan konvensional yang bergantung pada minyak. Ini surya bisa, air bisa. Listrik keunggulannya bisa memanfaatkan bahan bakar fleksibel dan berkelanjutan," ungkapnya.
Selain tanpa mengeluarkan gas buang atau asap, kendaraan ini juga diklaim dua kali lebih efisien dibandingkan kendaraan konvensional serta nyaris tak mengeluarkan suara mesin.
"Biaya operasional lebih murah, bila dibandingkan dengan mobil biasa. Pada kelas ini (mobil tenaga listrik) bisa lebih efisien 50 persen, ketimbang kendaraan konvensional. Sementara perawatan bisa dikurangi hingga 70 persen," tandasnya.
Meski menawarkan berbagai keunggulan serta mendukung kendaraan ramah lingkungan, terdapat sisi kelemahan, yakni terkait dengan tingginga pengeluaran biaya produksi.
"Kelemahan seperti di negara lain, memproduksi mobil listrik lebih mahal dibandingkan kendaraan konvensional. Karena itu produksi mobil listrik masih sanga terbatas," ujarnya.
"Kami belum pernah menghitung secara detail, namun kalau dibandingkan dengan di luar, ini antara USD150 ribu (Rp1,418 miliar)sampai USD180 ribu (Rp1,7 miliar). Kami yakin apabila diproduksi secara massal dengan acuan yang sama, untuk kendaraan konvensional misalkan kapasitas produksi sama-sama 10 ribu, kami yakin kendaraan ini bisa kompetitif," jelasnya.
Proyek riset LIPI ini merupakan rangkaian yang telah diusung sejak 1997. Khusus electric bus ini, perancangannya dimulai dari 2011. Mobil dengan konsep ramah energi dan ramah lingkungan ini memiliki berat 2,5 ton. Sedangkan, khusus untuk baterainya berbobot 750 kilogram.
"Batas 150km jarak tempuh. Waktu charge baterai, untuk yang paling cepat mencapai 30 menit (100 kilowatt). Ada pula slow, 1400 watt dengan memakan waktu 4-5 jam," kata Peneliti pertama bidang transportasi, LIPI, Sunarto Kaleg.
Kendaraan yang menggunakan jenis baterai Lithium ini dikatakan mampu menawarkan sisi keunggulan dibandingkan mobil konvensional. "Yang pertama, tidak mengeluarkan emisi gas buang. Ke dua, efisiensi tinggi, hemat energi, biaya lebih murah," tambahnya.
Melalui anggaran penelitian pada 2011, terhitung investasi untuk riset mobil elektrik ini menggelontorkan dana hingga Rp1,2 miliar. Kabarnya, bus listrik dengan kapasitas penumpang 15 orang itu nantinya akan dijual secara umum, dengan harga sekira Rp900 juta per unit.(zwr)
» Sumber : Okezone.com (Selasa, 26 Juni 2012)